Suatu
hari, ibu saya meminta ayahku membeli ikan di pasar. Kemudian, saya
pergi bersama ayah saya. Setelah ikan dibeli, kami memerlukan seseorang
untuk membawanya. Di saat itu, ada seorang pemuda yang sedang berdiri
didekat kami. Pemuda itu berkata, Wahai bapak, apakah bapak memerlukan
bantuan saya untuk membawa ikan itu? Ya, benar! kata ayah saya. Kemudian, pemuda itu membawa ikan di atas kepalanya dan turut bersama kami ke rumah.
Di tengah perjalanan, kami mendengar suara azan. Pemuda itu berkata,
Penyeru Allah telah memanggil. Izinkanlah saya berwudhu, barang ini akan
saya bawa setelah shalat nanti. Apabila bapak bersedia, silakan
menunggu, jika tidak, silakan bawa sendiri.
Setelah berkata
demikian, ia meletakkan ikan-ikan itu dan pergi ke masjid. Ayahku
berpikir, pemuda itu mempunyai keyakinan yang begitu kuat kepada Allah
SWT, bagaikan seorang waliyullah. Akhirnya ayah meletakkan ikan-ikan
itu, kemudian kami pergi ke masjid.
Setelah kembali dari
masjid, ternyata ikan-ikan itu masih berada di tempatnya. Lalu, pemuda
itu mengangkat kembali ikan-ikan tadi dan bersama menuju rumah.
Setibanya di rumah, ayah menceritakan peristiwa tersebut kepada ibu.
Ibu berkata kepada pemuda tadi, Simpanlah ikan-ikan itu, mari makan
bersama kami, setelah itu kamu boleh pulang.
Tetapi pemuda itu
menjawab, Maaf ibu, saya sedang berpuasa. Ayah berkata, Kalau begitu,
datanglah ke sini nanti petang dan berbukalah di sini.
Pemuda
itu berkata, Biasanya, jika saya telah berangkat maka saya tidak akan
kembali lagi. Tetapi untuk kali ini, saya akan pergi ke masjid dan
petang nanti saya akan kembali kemari.
Sesudah itu, dia pergi
dan meminta untuk tinggal si sebuah masjid di dekat rumah. Pada petang
harinya setelah Maghrib, pemuda tadi datang dan makan bersama kami.
Setelah makan, kami menyiapkan sebuah kamar untuknya agar ia dapat
beristirahat tanpa diganggu oleh siapa pun.
Di sebelah rumah
kami, ada seorang wanita tua yang lumpuh. Kami benar-benar terkejut
ketika melihatnya dapat berjalan. Kami bertanya, Bagaimana engkau dapat
sembuh?
Wanita tua itu menjawab, Saya didoakan oleh tamu Anda
agar kaki saya disembuhkan dan Allah mengabulkan doanya. Ketika kami
mencari pemuda itu, ternyata dia telah meninggalkan kamarnya. Pemuda itu
pergi tanpa diketahui oleh siapa pun.
Kisah yang terdapat di
dalam Kitab Fadhail Amal, karya Maulana Muhammad Zakariyya al-Kandhalawi
di atas, memberikan pelajaran berharga. Yakni, di antara rahasia
mendirikan shalat lima waktu di awal waktu dengan berjamaah akan
menjadikan doa-doanya cepat diijabah.
Itu karena orang yang
mendirikan shalat lima waktu di awal waktu dengan berjamaah adalah orang
yang bersih dari dosa. Sesungguhnya shalat lima waktu itu menghilangkan
dosa-dosa sebagaimana air menghilangkan kotoran. (HR Muslim). Selain
itu, karena ia mendahulukan panggilan Allah dari panggilan selain-Nya.
( Pelajaran yang bisa dipetik )
Untuk itu, ketika azan berkumandang mari kita segera penuhi panggilan
Allah untuk melaksanakan shalat pada awal waktu dengan berjamaah. Agar
doa-doa kita mustajab dan mendapat kedudukan yang tinggi di sisi Allah
SWT.
Kemudian merefleksikan hasil shalat tersebut dengan
diperkuat ibadah sunnah lainnya seperti puasa agar lahir rasa qonaah,
bersedekah bisa dengan tenaga yang ditunjukkan pemuda tsb, lalu
berdakwah mencontohkan kepada orang lain sipemuda bela-belain shalat
awal waktu, kemudian banyak istighfar dan berdzikir karena kekhilafan
bisa terjadi kapan saja tanpa kita sadari.
sumber : dnaislam.blogspot.com
Kamis, 25 Desember 2014
Solat Tahajjud Tingkat Tinggi
“Shalat malam akan mengangkat derajat orang yang lemah, memuliakan orang yang terhina, puasa di siang hari akan menjauhkan seorang hamba dari godaan syahwat dan tidak ada waktu istirahat bagi seorang mukmin sebelum surga” Ucap seorang ulama shaleh terdahulu. Ibnu Abbas berkata: “barangsiapa yang ingin dimudahkan oleh Allah dari lamanya berdiri pada hari kiamat maka hendaklah dia terlihat oleh Allah dalam keadaan sujud dan berdiri di kegelapan malam takut akan akhirat dan berharap rahmat Allah”. Mereka adalah hamba-hamba Allah yang menghabiskan waktu malamnya dalam sujud dan berdiri, menegakkan Shalat, mengangkat dirinya dari empuknya kasur, heningnya malam, mereka kalahkan godaan tidur, mengutamakan bermunajat pada Allah, mengharap pahalanya dan takut akan siksanya
Salah seorang ulama terdahulu bangun di malam yang sangat dingin, saat meletakkan tangannya di bejana air, beliau merasakan sakit karena saking dinginnya air itu, beliau ingin kembali ke atas tempat tidur dan tidak wudhu, namun beliau paksakan mencelupkan tangannya ke dalam air seraya berkata: “sungguh ini lebih ringan daripada panasnya api jahanam”
Allah SWT Berfirman : Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan PENUH RASA TAKUT dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezki yang kami berikan. Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan. (QS. As-Sajdah: 16-17)
Rasulullah SAW Bersabda,“Setan mengikat pada ujung kepala salah seorang diantara kalian jika tidur dengan tiga ikatan. Masing-masing ikatan mengatakan : “Engkau masih memiliki malam yang panjang, maka tidurlah!’ Jika ia bangun lantas menyebut nama Allah, maka terlepaslah satu ikatan. Jika ia berwudlu, maka lepaslah ikatan berikutnya. Dan jika ia mengerjakaan sholat, maka terlepaslah satu ikatan lagi, sehingga keesokan harinya ia menjadi giat, demikian juga jiwanya akaan menjadi baik. Jika tidak demikian, maka keesokan harinya ia menjadi kotor jiwanya lagi pemalas.” (HR. Muslim 1163).
Ibnu Jauzi berkata : Aku menangis bukan karena takut mati atau karena kecintaanku kepada dunia. Akan tetapi, yang membuatku menangis adalah kesedihanku karena aku tidak bisa lagi berpuasa dan shalat malam.”
Keterkaitan Shalat malam adalah kecintaan kepada Allah dan akhirat, kekuatan Ulama terdahulu dikarenakan karena mereka merasa cukup, ikhlas yang tinggi dalam hati hanya mengharapkan keridhoan Allah SWT.
Sebagian ulama salaf melaksanakan Shalat subuh dengan wudhu Shalat isya’nya.
Sebagian lagi Shalat subuh dengan wudhu Shalat Isya selama 40 tahun.
Apakah ini terjadi begitu saja? Tidak, semuanya membutuhkan proses dan perjuangan.
Tsabit Al Banani berkata, “Saya merasakan kesulitan untuk shalat malam selama 20 tahun dan saya akhirnya menikmatinya 20 tahun setelah itu. Jadi total beliau membiasakan shalat malam selama 40 tahun. Ini berarti shalat malam itu butuh usaha, kerja keras dan kesabaran agar seseorang terbiasa mengerjakannya.
Beginilah keadaannya, selalu dalam peperangan menghadapi dirinya dan setan.
Sebagian mengatakan: “dulu bangun malam amat sulit untukku, aku berjuang sekuat tenaga sehingga aku bisa menikmati lezatnya selama dua puluh tahun.
‘Amr bin Al ‘Ash radhiyallahu ‘anhu berkata, “Satu raka’at shalat malam itu lebih baik dari sepuluh rakaat shalat di siang hari.”
Al-Hasan berkata: Bersungguh-sunnguhlah (untuk beribadah) pada waktu malam dan perpanjanglah shalat kalian sehingga waktu menjelang pagi, kemudian duduklah untuk berdo’a, merendahkan diri (di hadapan Allah) dan beristigfar
Ada yang berkata pada Al Hasan Al Bashri , “Begitu menakjubkan orang yang shalat malam sehingga wajahnya nampak begitu indah dari lainnya.” Al Hasan berkata, “Karena mereka selalu bersendirian dengan Ar Rahman -Allah Ta’ala-. Jadinya Allah menghadiahkan sebagian dari cahaya-Nya pada mereka.”
Dilapangan begitu dekat para dhuafa yang mengaji ilmu hingga cinta dengan amal shalih, mereka mudah beranjak dengan kualitas shalat malam, dan mereka akhirnya begitu bersyukur dengan duniawi yang tak seberapa. Namun bila dunia dijadikan ambisi, bila dunia dijadikan final harapan, dan bila hati begitu sangat berharap kepada duniawi sampai melupakan balasan akhirat yang jauh lebih kekal dan mencekam, maka shalat malam bisa jadi kurang berkualitas, jiwa dirinya masih memikirkan faktor duniawi dengan segala kelezatan yang padahal akan sirna bersama waktu.
Shalat malam yang khusyu, mengalir dari jiwa yang ridho dan ikhlas akan buah ilmu dari tabiat shalihin, dari jiwa yang mengenal ilmu lalu ia mencari pengorbanan pengabdian dan besarnya berharap kepada Allah SWT akibat kelezatan imannya, mereka tidak mencari misi demi wajah manusia lain, tidak mencari atau menunjukkan gelar demi publikasi duniawi, apa adanya karena keyakinan akan rizki-Nya telah dijatah dalam catatan kehidupan tanpa ditambah dan dikurangi, azab teguran datang akibat maksiat diri, kurangnya bersyukur yang dibuktikan dalam pengabdian. Ketaatan yang terpenting walau yang diterimanya ialah ujian, itu adalah cara Allah SWT menyempurnakan amal ibadah hamba-Nya, walau yang diterima duniawi yang berlebih maka hatinya sudah siap memberlakukan duniawi yang ia dapatkan juga demi mencari keredhoan-Nya.
sumber : dnaislm.blogspot.com
10 Pelajaran Dari Surat Al-Kahfi
Di antara pelajaran yang didapatkan dari surat al Kahfi:
1. Pemuda selalu menjadi tumpuan harapan dalam menegakkan agama Allah. Karena pemuda adalah manusia yang masih dekat dengan kesucian atau fitrahnya. Di mana mereka masih mempunyai kebeningan hati hingga mudah untuk menerima hidayah dan mempunyai kekuatan serta semangat untuk memikul beban-beban dakwah.
2. Keberhasilan butuh kepada tindakan, tidak bisa dengan berpangku tangan dan menunggu nasib. Langit tidak akan menurunkan emas dan perak.
3. Tidak ada jalan menuju hidayah kecuali dari Allah. Dialah Pemberi petunjuk dan bimbingan untuk kebaikan kampung dunia dan akhirat.
(من يهد الله فهو المهتد )
"...Barang siapa diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapatkan petunjuk..." (Al Kahfi: 17)
4. Jangan makan kecuali sesuatu yang baik dan jangan memberikan makanan kecuali yang baik juga.
"فلينظر أيها أزكى طعاماً"
"...dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik,..." (Al Kahfi: 19)
5. Di akhir ayat 19:
{ ولا يشعرنَّ بكم أحدًا }
"...dan jangansekali-kali menceritakan halmu kepada siapa pun".
Ahli tafsir mengatakan: Ayat ini memberikan pemahaman bahwa disyari'atkan untuk menyembunyikan sebagian amalan-amalan kita dan tidak menampilkannya di hadapan orang lain.
6. Mengingat Allah dan do'a adalah obat jiwa yang paling ampuh dari penyakit kelupaan.
{واذكر ربك اذا نسيت وقل عسى أن يهدينِ ربي لأقرب من هذا رشدا }
"...Dan ingatlah kepada Tuhanmu apabila engkau lupa dan katakanlah: Mudah-mudahan Tuhanku memberi petunjuk kepadaku agar aku lebih dekat kepada kebenaran daripada ini" (Al Kahfi: 24)
7. Allah lah yang telah mematikan Ash Habul Kahfi selama 300 tahun, kemudian menghidupkannya setelah itu. Allah Maha Kuasa untuk menghidupkan umat ini kembali sekalipun sudah lama mengalami ketertiduran dan kemunduran.
8. Teman yang shaleh itu adalah orang yang bila kamu berteman dengannya hatimu akan bergantung dengan akhirat.
( ولا تعد عيناك عنهم تريد زينة الحياة الدنيا )
"...dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mengharapkan perhiasan kehidupan dunia...(Al Kahfi: 28)
9. Di antara adab kepada Allah adalah seorang hamba bila akan melakukan sesuatu pada masa mendatang hendaknya mengucapkan insyaallah.
10. Azab dunia betapapun hebatnya tidak tidak bisa dibandingkan dengan azab akhirat.
{ ثم يرد إلى ربه فيعذبه عذابا نكرا }
"..... kemudian Tuhan mengazabnya dengan azab yang sangat keras". (Al Kahfi: 87)
sumber : dnaislam.blogspot.com
1. Pemuda selalu menjadi tumpuan harapan dalam menegakkan agama Allah. Karena pemuda adalah manusia yang masih dekat dengan kesucian atau fitrahnya. Di mana mereka masih mempunyai kebeningan hati hingga mudah untuk menerima hidayah dan mempunyai kekuatan serta semangat untuk memikul beban-beban dakwah.
2. Keberhasilan butuh kepada tindakan, tidak bisa dengan berpangku tangan dan menunggu nasib. Langit tidak akan menurunkan emas dan perak.
3. Tidak ada jalan menuju hidayah kecuali dari Allah. Dialah Pemberi petunjuk dan bimbingan untuk kebaikan kampung dunia dan akhirat.
(من يهد الله فهو المهتد )
"...Barang siapa diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapatkan petunjuk..." (Al Kahfi: 17)
4. Jangan makan kecuali sesuatu yang baik dan jangan memberikan makanan kecuali yang baik juga.
"فلينظر أيها أزكى طعاماً"
"...dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik,..." (Al Kahfi: 19)
5. Di akhir ayat 19:
{ ولا يشعرنَّ بكم أحدًا }
"...dan jangansekali-kali menceritakan halmu kepada siapa pun".
Ahli tafsir mengatakan: Ayat ini memberikan pemahaman bahwa disyari'atkan untuk menyembunyikan sebagian amalan-amalan kita dan tidak menampilkannya di hadapan orang lain.
6. Mengingat Allah dan do'a adalah obat jiwa yang paling ampuh dari penyakit kelupaan.
{واذكر ربك اذا نسيت وقل عسى أن يهدينِ ربي لأقرب من هذا رشدا }
"...Dan ingatlah kepada Tuhanmu apabila engkau lupa dan katakanlah: Mudah-mudahan Tuhanku memberi petunjuk kepadaku agar aku lebih dekat kepada kebenaran daripada ini" (Al Kahfi: 24)
7. Allah lah yang telah mematikan Ash Habul Kahfi selama 300 tahun, kemudian menghidupkannya setelah itu. Allah Maha Kuasa untuk menghidupkan umat ini kembali sekalipun sudah lama mengalami ketertiduran dan kemunduran.
8. Teman yang shaleh itu adalah orang yang bila kamu berteman dengannya hatimu akan bergantung dengan akhirat.
( ولا تعد عيناك عنهم تريد زينة الحياة الدنيا )
"...dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mengharapkan perhiasan kehidupan dunia...(Al Kahfi: 28)
9. Di antara adab kepada Allah adalah seorang hamba bila akan melakukan sesuatu pada masa mendatang hendaknya mengucapkan insyaallah.
10. Azab dunia betapapun hebatnya tidak tidak bisa dibandingkan dengan azab akhirat.
{ ثم يرد إلى ربه فيعذبه عذابا نكرا }
"..... kemudian Tuhan mengazabnya dengan azab yang sangat keras". (Al Kahfi: 87)
sumber : dnaislam.blogspot.com
7 Jalan Pembuka dan Pelancar Rizki
Akhir-akhir ini banyak orang yang mengeluhkan masalah penghasilan atau
rizki, entah karena merasa kurang banyak atau karena kurang berkah.
Begitu pula berbagai problem kehidupan, mengatur pengeluaran dan
kebutuhan serta bermacam-macam tuntutannya. Sehingga masalah penghasilan
ini menjadi sesuatu yang menyibukkan, bahkan membuat bingung dan stress
sebagian orang. Maka tak jarang di antara mereka ada yang mengambil
jalan pintas dengan menempuh segala cara yang penting keinginan
tercapai. Akibatnya bermunculanlah koruptor, pencuri, pencopet,
perampok, pelaku suap dan sogok, penipuan bahkan pembunuhan, pemutusan
silaturrahim dan meninggal kan ibadah kepada Allah untuk mendapatkan
uang atau alasan kebutuhan hidup.
Mereka lupa bahwa Allah telah menjelaskan kepada hamba-hamba-Nya sebab-sebab yang dapat mendatangkan rizki dengan penjelasan yang amat gamblang. Dia menjanjikan keluasan rizki kepada siapa saja yang menempuhnya serta menggunakan cara-cara itu, Allah juga memberikan jaminan bahwa mereka pasti akan sukses serta mendapatkan rizki dengan tanpa disangka-sangka.
Diantara sebab-sebab yang melapangkan rizki adalah sebagai berikut:
- Takwa Kepada Allah
Takwa merupakan salah satu sebab yang dapat mendatangkan rizki dan menjadikannya terus bertambah. Allah Subhannahu wa Ta”ala berfirman, artinya,
“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tidada disangka-sangkanya.” (At Thalaq 2-3)
Setiap orang yang bertakwa, menetapi segala yang diridhai Allah dalam segala kondisi maka Allah akan memberikan keteguhan di dunia dan di akhirat. Dan salah satu dari sekian banyak pahala yang dia peroleh adalah Allah akan menjadikan baginya jalan keluar dalam setiap permasalahan dan problematika hidup, dan Allah akan memberikan kepadanya rizki secara tidak terduga.
Imam Ibnu Katsir berkata tentang firman Allah di atas, “Yaitu barang siapa yang bertakwa kepada Allah dalam segala yang diperintahkan dan menjauhi apa saja yang Dia larang maka Allah akan memberikan jalan keluar dalam setiap urusannya, dan Dia akan memberikan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka, yakni dari jalan yang tidak pernah terlintas sama sekali sebelumnya.”
Allah swt juga berfirman, artinya,
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. 7:96)
- Istighfar dan Taubat
Termasuk sebab yang mendatang kan rizki adalah istighfar dan taubat, sebagaimana firman Allah yang mengisahkan tentang Nabi Nuh Alaihissalam ,
“Maka aku katakan kepada mereka:”Mohonlah ampun kepada Rabbmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun” niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. 71:10-12)
Al-Qurthubi mengatakan, “Di dalam ayat ini, dan juga dalam surat Hud (ayat 52,red) terdapat petunjuk bahwa istighfar merupakan penyebab turunnya rizki dan hujan.”
Ada seseorang yang mengadukan kekeringan kepada al-Hasan al-Bashri, maka beliau berkata, “Beristighfarlah kepada Allah”, lalu ada orang lain yang mengadukan kefakirannya, dan beliau menjawab, “Beristighfarlah kepada Allah”. Ada lagi yang mengatakan, “Mohonlah kepada Allah agar memberikan kepadaku anak!” Maka beliau menjawab, “Beristighfarlah kepada Allah”. Kemudian ada yang mengeluhkan kebunnya yang kering kerontang, beliau pun juga menjawab, “Beristighfarlah kepada Allah.”
Maka orang-orang pun bertanya, “Banyak orang berdatangan mengadukan berbagai persoalan, namun anda memerintahkan mereka semua agar beristighfar.” Beliau lalu menjawab, “Aku mengatakan itu bukan dari diriku, sesungguhnya Allah swt telah berfirman di dalam surat Nuh,(seperti tersebut diatas, red)
Istighfar yang dimaksudkan adalah istighfar dengan hati dan lisan lalu berhenti dari segala dosa, karena orang yang beristighfar dengan lisannnya saja sementara dosa-dosa masih terus dia kerjakan dan hati masih senantiasa menyukainya maka ini merupakan istighfar yang dusta. Istighfar yang demikian tidak memberikan faidah dan manfaat sebagaimana yang diharapkan.
- Tawakkal Kepada Allah
Allah swt berfirman, artinya,
“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. 65:3)
Nabi saw telah bersabda, artinya,
“Seandainya kalian mau bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya maka pasti Allah akan memberikan rizki kepadamu sebagaimana burung yang diberi rizki, pagi-pagi dia dalam keadaan lapar dan kembali dalam keadaan kenyang.” (HR Ahmad, at-Tirmidzi dan dishahihkan al-Albani)
Tawakkal kepada Allah merupakan bentuk memperlihatkan kelemahan diri dan sikap bersandar kepada-Nya saja, lalu mengetahui dengan yakin bahwa hanya Allah yang memberikan pengaruh di dalam kehidupan. Segala yang ada di alam berupa makhluk, rizki, pemberian, madharat dan manfaat, kefakiran dan kekayaan, sakit dan sehat, kematian dan kehidupan dan selainnya adalah dari Allah semata.
Maka hakikat tawakkal adalah sebagaimana yang di sampaikan oleh al-Imam Ibnu Rajab, yaitu menyandarkan hati dengan sebenarnya kepada Allah Azza wa Jalla di dalam mencari kebaikan (mashlahat) dan menghindari madharat (bahaya) dalam seluruh urusan dunia dan akhirat, menyerahkan seluruh urusan hanya kepada Allah serta merealisasikan keyakinan bahwa tidak ada yang dapat memberi dan menahan, tidak ada yang mendatangkan madharat dan manfaat selain Dia.
- Silaturrahim
Ada banyak hadits yang menjelaskan bahwa silaturrahim merupakan salah satu sebab terbukanya pintu rizki, di antaranya adalah sebagai berikut:
-Sabda Nabi Shalallaahu alaihi wasalam, artinya,
“Dari Abu Hurairah ra berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, “Siapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah menyambung silaturrahim.” (HR Al Bukhari)
-Sabda Nabi saw, artinya,
“Dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu , Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, “Ketahuilah orang yang ada hubungan nasab denganmu yang engkau harus menyambung hubungan kekerabatan dengannya. Karena sesungguhnya silaturrahim menumbuhkan kecintaan dalam keluarga, memperbanyak harta dan memperpanjang umur.” (HR. Ahmad dishahihkan al-Albani)
Yang dimaksudkan dengan kerabat (arham) adalah siapa saja yang ada hubungan nasab antara kita dengan mereka, baik itu ada hubungan waris atau tidak, mahram atau bukan mahram.
- Infaq fi Sabilillah
Allah swt berfirman, artinya,
“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS. 34:39)
Ibnu Katsir berkata, “Yaitu apapun yang kau infakkan di dalam hal yang diperintahkan kepadamu atau yang diperbolehkan, maka Dia (Allah) akan memberikan ganti kepadamu di dunia dan memberikan pahala dan balasan di akhirat kelak.”
Juga firman Allah yang lain,artinya,
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. 2:267-268)
Dalam sebuah hadits qudsi Rasulullah saw bersabda, Allah swt berfirman, “Wahai Anak Adam, berinfaklah maka Aku akan berinfak kepadamu.” (HR Muslim)
- Menyambung Haji dengan Umrah
Berdasarkan pada hadits Nabi Shalallaahu alaihi wasalam dari Ibnu Mas”ud Radhiallaahu anhu dia berkata, Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, artinya,
“Ikutilah haji dengan umrah karena sesungguhnya keduanya akan menghilangkan kefakiran dan dosa sebagaimana pande besi menghilangkan karat dari besi, emas atau perak, dan haji yang mabrur tidak ada balasannya kecuali surga.” (HR. at-Tirmidzi dan an- Nasai, dishahihkan al-Albani)
Maksudnya adalah, jika kita berhaji maka ikuti haji tersebut dengan umrah, dan jika kita melakukan umrah maka ikuti atau sambung umrah tersebut dengan melakukan ibadah haji.
- Berbuat Baik kepada Orang Lemah
Nabi saw telah menjelaskan bahwa Allah akan memberikan rizki dan pertolongan kepada hamba-Nya dengan sebab ihsan (berbuat baik) kepada orang-orang lemah, beliau bersabda, artinya,
“Tidaklah kalian semua diberi pertolongan dan diberikan rizki melainkan karena orang-orang lemah diantara kalian.” (HR. al-Bukhari)
Dhu”afa” (orang-orang lemah) klasifikasinya bermacam-macam, ada fuqara, yatim, miskin, orang sakit, orang asing, wanita yang terlantar, hamba sahaya dan lain sebagainya.
- Serius di dalam Beribadah
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu, dari Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, “Allah Subhannahu wa Ta”ala berfirman, artinya,
“Wahai Anak Adam Bersungguh-sungguhlah engkau beribadah kepada Ku, maka Aku akan memenuhi dadamu dengan kecukupan dan Aku menanggung kefakiranmu. Jika engkau tidak melakukan itu maka Aku akan memenuhi dadamu dengan kesibukan dan Aku tidak menanggung kefakiranmu.”
Tekun beribadah bukan berarti siang malam duduk di dalam masjid serta tidak bekerja, namun yang dimaksudkan adalah menghadirkan hati dan raga dalam beribadah, tunduk dan khusyu” hanya kepada Allah, merasa sedang menghadap Pencipta dan Penguasanya, yakin sepenuhnya bahwa dirinya sedang bermunajat, mengadu kepada Dzat Yang menguasai Langit dan Bumi.
Dan masih banyak lagi pintu-pintu rizki yang lain, seperti hijrah, jihad, bersyukur, menikah, bersandar kepada Allah, meninggalkan kemaksiatan, istiqamah serta melakukan ketaatan, yang tidak dapat di sampaikan secara lebih rinci dalam lembar yang terbatas ini. Mudah-mudahan Allah memberi kan taufik dan bimbingan kepada kita semua. Amin.
Al-Sofwah( Sumber: Kutaib “Al Asbab al Jalibah lir Rizqi”, al-qism al-ilmi Darul Wathan. )
Mereka lupa bahwa Allah telah menjelaskan kepada hamba-hamba-Nya sebab-sebab yang dapat mendatangkan rizki dengan penjelasan yang amat gamblang. Dia menjanjikan keluasan rizki kepada siapa saja yang menempuhnya serta menggunakan cara-cara itu, Allah juga memberikan jaminan bahwa mereka pasti akan sukses serta mendapatkan rizki dengan tanpa disangka-sangka.
Diantara sebab-sebab yang melapangkan rizki adalah sebagai berikut:
- Takwa Kepada Allah
Takwa merupakan salah satu sebab yang dapat mendatangkan rizki dan menjadikannya terus bertambah. Allah Subhannahu wa Ta”ala berfirman, artinya,
“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tidada disangka-sangkanya.” (At Thalaq 2-3)
Setiap orang yang bertakwa, menetapi segala yang diridhai Allah dalam segala kondisi maka Allah akan memberikan keteguhan di dunia dan di akhirat. Dan salah satu dari sekian banyak pahala yang dia peroleh adalah Allah akan menjadikan baginya jalan keluar dalam setiap permasalahan dan problematika hidup, dan Allah akan memberikan kepadanya rizki secara tidak terduga.
Imam Ibnu Katsir berkata tentang firman Allah di atas, “Yaitu barang siapa yang bertakwa kepada Allah dalam segala yang diperintahkan dan menjauhi apa saja yang Dia larang maka Allah akan memberikan jalan keluar dalam setiap urusannya, dan Dia akan memberikan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka, yakni dari jalan yang tidak pernah terlintas sama sekali sebelumnya.”
Allah swt juga berfirman, artinya,
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. 7:96)
- Istighfar dan Taubat
Termasuk sebab yang mendatang kan rizki adalah istighfar dan taubat, sebagaimana firman Allah yang mengisahkan tentang Nabi Nuh Alaihissalam ,
“Maka aku katakan kepada mereka:”Mohonlah ampun kepada Rabbmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun” niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. 71:10-12)
Al-Qurthubi mengatakan, “Di dalam ayat ini, dan juga dalam surat Hud (ayat 52,red) terdapat petunjuk bahwa istighfar merupakan penyebab turunnya rizki dan hujan.”
Ada seseorang yang mengadukan kekeringan kepada al-Hasan al-Bashri, maka beliau berkata, “Beristighfarlah kepada Allah”, lalu ada orang lain yang mengadukan kefakirannya, dan beliau menjawab, “Beristighfarlah kepada Allah”. Ada lagi yang mengatakan, “Mohonlah kepada Allah agar memberikan kepadaku anak!” Maka beliau menjawab, “Beristighfarlah kepada Allah”. Kemudian ada yang mengeluhkan kebunnya yang kering kerontang, beliau pun juga menjawab, “Beristighfarlah kepada Allah.”
Maka orang-orang pun bertanya, “Banyak orang berdatangan mengadukan berbagai persoalan, namun anda memerintahkan mereka semua agar beristighfar.” Beliau lalu menjawab, “Aku mengatakan itu bukan dari diriku, sesungguhnya Allah swt telah berfirman di dalam surat Nuh,(seperti tersebut diatas, red)
Istighfar yang dimaksudkan adalah istighfar dengan hati dan lisan lalu berhenti dari segala dosa, karena orang yang beristighfar dengan lisannnya saja sementara dosa-dosa masih terus dia kerjakan dan hati masih senantiasa menyukainya maka ini merupakan istighfar yang dusta. Istighfar yang demikian tidak memberikan faidah dan manfaat sebagaimana yang diharapkan.
- Tawakkal Kepada Allah
Allah swt berfirman, artinya,
“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. 65:3)
Nabi saw telah bersabda, artinya,
“Seandainya kalian mau bertawakkal kepada Allah dengan sebenar-benarnya maka pasti Allah akan memberikan rizki kepadamu sebagaimana burung yang diberi rizki, pagi-pagi dia dalam keadaan lapar dan kembali dalam keadaan kenyang.” (HR Ahmad, at-Tirmidzi dan dishahihkan al-Albani)
Tawakkal kepada Allah merupakan bentuk memperlihatkan kelemahan diri dan sikap bersandar kepada-Nya saja, lalu mengetahui dengan yakin bahwa hanya Allah yang memberikan pengaruh di dalam kehidupan. Segala yang ada di alam berupa makhluk, rizki, pemberian, madharat dan manfaat, kefakiran dan kekayaan, sakit dan sehat, kematian dan kehidupan dan selainnya adalah dari Allah semata.
Maka hakikat tawakkal adalah sebagaimana yang di sampaikan oleh al-Imam Ibnu Rajab, yaitu menyandarkan hati dengan sebenarnya kepada Allah Azza wa Jalla di dalam mencari kebaikan (mashlahat) dan menghindari madharat (bahaya) dalam seluruh urusan dunia dan akhirat, menyerahkan seluruh urusan hanya kepada Allah serta merealisasikan keyakinan bahwa tidak ada yang dapat memberi dan menahan, tidak ada yang mendatangkan madharat dan manfaat selain Dia.
- Silaturrahim
Ada banyak hadits yang menjelaskan bahwa silaturrahim merupakan salah satu sebab terbukanya pintu rizki, di antaranya adalah sebagai berikut:
-Sabda Nabi Shalallaahu alaihi wasalam, artinya,
“Dari Abu Hurairah ra berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, “Siapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah menyambung silaturrahim.” (HR Al Bukhari)
-Sabda Nabi saw, artinya,
“Dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu , Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, “Ketahuilah orang yang ada hubungan nasab denganmu yang engkau harus menyambung hubungan kekerabatan dengannya. Karena sesungguhnya silaturrahim menumbuhkan kecintaan dalam keluarga, memperbanyak harta dan memperpanjang umur.” (HR. Ahmad dishahihkan al-Albani)
Yang dimaksudkan dengan kerabat (arham) adalah siapa saja yang ada hubungan nasab antara kita dengan mereka, baik itu ada hubungan waris atau tidak, mahram atau bukan mahram.
- Infaq fi Sabilillah
Allah swt berfirman, artinya,
“Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya.” (QS. 34:39)
Ibnu Katsir berkata, “Yaitu apapun yang kau infakkan di dalam hal yang diperintahkan kepadamu atau yang diperbolehkan, maka Dia (Allah) akan memberikan ganti kepadamu di dunia dan memberikan pahala dan balasan di akhirat kelak.”
Juga firman Allah yang lain,artinya,
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan dari padanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. 2:267-268)
Dalam sebuah hadits qudsi Rasulullah saw bersabda, Allah swt berfirman, “Wahai Anak Adam, berinfaklah maka Aku akan berinfak kepadamu.” (HR Muslim)
- Menyambung Haji dengan Umrah
Berdasarkan pada hadits Nabi Shalallaahu alaihi wasalam dari Ibnu Mas”ud Radhiallaahu anhu dia berkata, Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, artinya,
“Ikutilah haji dengan umrah karena sesungguhnya keduanya akan menghilangkan kefakiran dan dosa sebagaimana pande besi menghilangkan karat dari besi, emas atau perak, dan haji yang mabrur tidak ada balasannya kecuali surga.” (HR. at-Tirmidzi dan an- Nasai, dishahihkan al-Albani)
Maksudnya adalah, jika kita berhaji maka ikuti haji tersebut dengan umrah, dan jika kita melakukan umrah maka ikuti atau sambung umrah tersebut dengan melakukan ibadah haji.
- Berbuat Baik kepada Orang Lemah
Nabi saw telah menjelaskan bahwa Allah akan memberikan rizki dan pertolongan kepada hamba-Nya dengan sebab ihsan (berbuat baik) kepada orang-orang lemah, beliau bersabda, artinya,
“Tidaklah kalian semua diberi pertolongan dan diberikan rizki melainkan karena orang-orang lemah diantara kalian.” (HR. al-Bukhari)
Dhu”afa” (orang-orang lemah) klasifikasinya bermacam-macam, ada fuqara, yatim, miskin, orang sakit, orang asing, wanita yang terlantar, hamba sahaya dan lain sebagainya.
- Serius di dalam Beribadah
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu, dari Nabi Shalallaahu alaihi wasalam bersabda, “Allah Subhannahu wa Ta”ala berfirman, artinya,
“Wahai Anak Adam Bersungguh-sungguhlah engkau beribadah kepada Ku, maka Aku akan memenuhi dadamu dengan kecukupan dan Aku menanggung kefakiranmu. Jika engkau tidak melakukan itu maka Aku akan memenuhi dadamu dengan kesibukan dan Aku tidak menanggung kefakiranmu.”
Tekun beribadah bukan berarti siang malam duduk di dalam masjid serta tidak bekerja, namun yang dimaksudkan adalah menghadirkan hati dan raga dalam beribadah, tunduk dan khusyu” hanya kepada Allah, merasa sedang menghadap Pencipta dan Penguasanya, yakin sepenuhnya bahwa dirinya sedang bermunajat, mengadu kepada Dzat Yang menguasai Langit dan Bumi.
Dan masih banyak lagi pintu-pintu rizki yang lain, seperti hijrah, jihad, bersyukur, menikah, bersandar kepada Allah, meninggalkan kemaksiatan, istiqamah serta melakukan ketaatan, yang tidak dapat di sampaikan secara lebih rinci dalam lembar yang terbatas ini. Mudah-mudahan Allah memberi kan taufik dan bimbingan kepada kita semua. Amin.
Al-Sofwah( Sumber: Kutaib “Al Asbab al Jalibah lir Rizqi”, al-qism al-ilmi Darul Wathan. )
FAKTA MENAKJUBKAN TENTANG WUDHU
Prof Leopold Werner von Ehrenfels, seorang psikiater dan sekaligus neurology berkebangsaan Austria, menemukan sesuatu yang menakjubkan thd wudhu. Ia mengemukakan sebuah fakta yang sangat mengejutkan.
Bahwa pusat pusat syaraf yg paling peka dari tubuh manusia ternyata berada di sebelah dahi, tangan, dan kaki. Pusat-pusat syaraf tersebut sangat sensitif terhadap air segar.
Dari sini ia menemukan hikmah dibalik wudhu yg membasuh pusat2 syaraf tsb. Ia bahkan merekomendasikan agar wudlu bukan hanya milik dan kebiasaan umat Islam, tetapi utk umat manusia secara keseluruhan..subhanallaah...
Organ tubuh yg menjadi anggota wudlu disebutkan dalam QS al-Maidah [5]:6, adalah wajah, tangan sampai siku, dan kaki sampai mata kaki.
Secara ruhani, dijelaskan melalui hadits riwayat Muslim bahwa, air wudlu mampu mengalirkan dosa dosa yang pernah dilakukan oleh mata, penciuman, pendengaran, tangan, dan kakinya, sehingga yg bersangkutan bersih dari dosa..
Dengan senantiasa membasuh air segar pada pusat pusat syaraf tersebut, maka berarti orang akan memelihara kesehatan dan keselarasan pusat sarafnya.
Pada akhirnya Leopold memeluk agama Islam dan mengganti nama menjadi Baron Omar Rolf Ehrenfels.
"Kami akan memperlihatkan AYAT-AYAT (TANDA-TANDA) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri ssehingga JELASlah bagi mereka Al-Kitab (Quran) adalah BENAR." (QS Fushilat:53)
Yuk WUDHU yang benar...
Tangisan Rasulullah Akan Nasib Kaum Wanita
Syaidina
Ali ra suatu ketika melihat Rasulullah saw menangis manakala ia datang
bersama Fatimah. Lalu dia bertanya mengapa Rasulullah saw menangis.
Beliau menjawab; "Pada malam aku di-isra'- kan, aku melihat
perempuan-perempuan sedang disiksa dengan berbagai siksaan didalam
neraka. Itulah sebabnya mengapa aku menangis. Karena menyaksikan mereka
disiksa dengan sangat berat dan mengerikan. Putri Rasulullah saw
kemudian menanyakan apa yang dilihat ayahandanya. "Aku lihat ada
perempuan digantung rambutnya, otaknya mendidih.
Aku lihat perempuan digantung lidahnya, tangannya diikat ke belakang dan timah cair dituangkan ke dalam tengkoraknya.
Aku lihat perempuan tergantung kedua kakinya dengan terikat tangannya sampai ke ubun-ubunnya, diulurkan ular dan kalajengking.
Dan aku lihat perempuan yang memakan badannya sendiri, di bawahnya dinyalakan api neraka. Serta aku lihat perempuan yang bermuka hitam, memakan tali perutnya sendiri.
Aku lihat perempuan yang telinganya pekak dan matanya buta, dimasukkan ke dalam peti yang dibuat dari api neraka, otaknya keluar dari lubang hidung, badannya berbau busuk karena penyakit sopak dan kusta.
Aku lihat perempuan yang badannya seperti himar, beribu-ribu kesengsaraan dihadapinya. Aku lihat perempuan yang rupanya seperti anjing, sedangkan api masuk melalui mulut dan keluar dari duburnya sementara malaikat memukulnya dengan gada dari api neraka," kata Nabi saw.
Fatimah Az-Zahra kemudian menanyakan mengapa mereka disiksa seperti itu?
Rasulullah menjawab, "Wahai putriku, adapun mereka yang tergantung rambutnya hingga otaknya mendidih adalah wanita yang tidak menutup rambutnya sehingga terlihat oleh laki-laki yang bukan muhrimnya."
Perempuan yang digantung susunya adalah istri yang menyusui anak orang lain tanpa seizin suaminya.
Perempuan yang tergantung kedua kakinya ialah perempuan yang tidak taat kepada suaminya, ia keluar rumah tanpa izin suaminya, dan perempuan yang tidak mau mandi suci dari haid dan nifas.
Perempuan yang memakan badannya sendiri ialah karena ia berhias untuk lelaki yang bukan muhrimnya dan suka mengumpat orang lain.
Perempuan yang memotong badannya sendiri dengan gunting api neraka karena ia memperkenalkan dirinya kepada orang lain yang bukan muhrim dan dia bersolek supaya kecantikannya dilihat laki-laki yang bukan muhrimnya.
Perempuan yang diikat kedua kaki dan tangannya keatas ubun-ubunnya lalu ular dan kalajengking datang mengigit dan menyiksanya karena ia bisa shalat tapi tidak mengamalkannya dan tidak mau mandi junub.
Perempuan yang kepalanya seperti babi dan badannya seperti himar ialah tukang umpat dan pendusta. Perempuan yang menyerupai anjing ialah perempuan yang suka memfitnah dan membenci suami."
Mendengar itu, Sayidina Ali dan Fatimah Az-Zahra pun turut menangis. Betapa wanita itu digambarkan sebagai tiang negara, rusak tiang, maka rusak pula negara, akhlak dan moral.
Meski demikian, laki-laki yang bermaksiat kepada Allah juga tidak sedikit yang masuk neraka. Ayah-ayah yang membiarkan anak perempuanya tidak memakai kerudung dan mengumbar aurat didepan orang lain
Surga dan Neraka adalah soal pilihan. Tergantung bagaimana manusia menjalani hidupnya dialam jagad raya. kalau mau selamat, maka patuhlah kepada Al-Qur'an dan hadist, balasanya adalah surga dengan segala kenikmatan didalamnya. Kalau mau celaka dengan mendurhakai Al Qur'an dan hadist, maka Allah sudah menyediakan penjara yang sangat mengerikan, yaitu neraka dengan api dan siksaan yang sangat pedih dan tidak terbayangkan oleh manusia sebelumnya.
Dalam sebuah hadist yang diwirayatkan oleh Abu Hurairah r.a., Rasulullah saw. bersabda: "Neraka diperlihatkan kepadaku. Aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita.." (HR Ahmad)
Aku lihat perempuan digantung lidahnya, tangannya diikat ke belakang dan timah cair dituangkan ke dalam tengkoraknya.
Aku lihat perempuan tergantung kedua kakinya dengan terikat tangannya sampai ke ubun-ubunnya, diulurkan ular dan kalajengking.
Dan aku lihat perempuan yang memakan badannya sendiri, di bawahnya dinyalakan api neraka. Serta aku lihat perempuan yang bermuka hitam, memakan tali perutnya sendiri.
Aku lihat perempuan yang telinganya pekak dan matanya buta, dimasukkan ke dalam peti yang dibuat dari api neraka, otaknya keluar dari lubang hidung, badannya berbau busuk karena penyakit sopak dan kusta.
Aku lihat perempuan yang badannya seperti himar, beribu-ribu kesengsaraan dihadapinya. Aku lihat perempuan yang rupanya seperti anjing, sedangkan api masuk melalui mulut dan keluar dari duburnya sementara malaikat memukulnya dengan gada dari api neraka," kata Nabi saw.
Fatimah Az-Zahra kemudian menanyakan mengapa mereka disiksa seperti itu?
Rasulullah menjawab, "Wahai putriku, adapun mereka yang tergantung rambutnya hingga otaknya mendidih adalah wanita yang tidak menutup rambutnya sehingga terlihat oleh laki-laki yang bukan muhrimnya."
Perempuan yang digantung susunya adalah istri yang menyusui anak orang lain tanpa seizin suaminya.
Perempuan yang tergantung kedua kakinya ialah perempuan yang tidak taat kepada suaminya, ia keluar rumah tanpa izin suaminya, dan perempuan yang tidak mau mandi suci dari haid dan nifas.
Perempuan yang memakan badannya sendiri ialah karena ia berhias untuk lelaki yang bukan muhrimnya dan suka mengumpat orang lain.
Perempuan yang memotong badannya sendiri dengan gunting api neraka karena ia memperkenalkan dirinya kepada orang lain yang bukan muhrim dan dia bersolek supaya kecantikannya dilihat laki-laki yang bukan muhrimnya.
Perempuan yang diikat kedua kaki dan tangannya keatas ubun-ubunnya lalu ular dan kalajengking datang mengigit dan menyiksanya karena ia bisa shalat tapi tidak mengamalkannya dan tidak mau mandi junub.
Perempuan yang kepalanya seperti babi dan badannya seperti himar ialah tukang umpat dan pendusta. Perempuan yang menyerupai anjing ialah perempuan yang suka memfitnah dan membenci suami."
Mendengar itu, Sayidina Ali dan Fatimah Az-Zahra pun turut menangis. Betapa wanita itu digambarkan sebagai tiang negara, rusak tiang, maka rusak pula negara, akhlak dan moral.
Meski demikian, laki-laki yang bermaksiat kepada Allah juga tidak sedikit yang masuk neraka. Ayah-ayah yang membiarkan anak perempuanya tidak memakai kerudung dan mengumbar aurat didepan orang lain
Surga dan Neraka adalah soal pilihan. Tergantung bagaimana manusia menjalani hidupnya dialam jagad raya. kalau mau selamat, maka patuhlah kepada Al-Qur'an dan hadist, balasanya adalah surga dengan segala kenikmatan didalamnya. Kalau mau celaka dengan mendurhakai Al Qur'an dan hadist, maka Allah sudah menyediakan penjara yang sangat mengerikan, yaitu neraka dengan api dan siksaan yang sangat pedih dan tidak terbayangkan oleh manusia sebelumnya.
Dalam sebuah hadist yang diwirayatkan oleh Abu Hurairah r.a., Rasulullah saw. bersabda: "Neraka diperlihatkan kepadaku. Aku melihat kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita.." (HR Ahmad)
sumber : dnaislam.blogspot.com
Pesan Rasulullah Kepada Fatimah RA
Ya
Fathimah, yang lebih utama dari itu semua adalah keridlaan suami
terhadap istrinya. Jikalau suamimu tidak ridla denganmu tidaklah akan
aku doakan kamu. Tidaklah engkau ketahui wahai Fathimah, bahwa ridla
suami itu dari Allah SWT dan kemarahannya itu dari kemarahan Allah SWT?
Ya Fathimah, apabila seorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Apabila ia mulai sakit melahirkan, maka Allah mencatatkan untuknya pahala orang -orang yang berjihad pada jalan Allah yakni perang sabil. Apabila ia melahirkan, maka keluarlah dari dirinya dosa-dosanya seperti ketika ia di lahirkan. Dan apabila ia meninggal, tiadalah ia meninggal dalam keadaan berdosa sedikitpun
Kalau mau diukur dengan materi, berapa rupiah yang dikeluarkan sebuah hotel hanya untuk mengatur tata ruang, mencuci sprei, dan memasak? Apalagi ibu yang mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga, semestinya mendapat gaji yang besar. Sebagai informasi, menginap semalam saja disalah satu hotel di Bali, ada yang mematok harga Rp 10 hingga Rp 50 juta. Kalau diibaratkan rumah kita seperti hotel seperti dijelaskan di atas, maka ibu rumah tangga yang mengurusnya juga bisa dikatakan sebagai seorang profesional. Tinggal di sini kita harus mengasah diri dengan ilmu dan ketrampilan sehingga kita mampu membuat rumah kita bagai sebuah surga buat suami dan anak anak kita.
Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu. Dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang orang jahiliah yang dahulu.....(QS:Al-Ahzab:33).
Wanita pemimpin atas rumah suaminya dan atas anak anaknya (Muttafaqalaih).
Ayat dan hadits ini jelas sekali bahwa rumah adalah tempat yang terhormat bagi wanita. Karena dari rumahlah generasi-generasi Islam akan dibangun. Kokohnya suatu bangsa tergantung kokohnya keluarga. Maka tak sepantasnya rasa malu dan minder menghinggapi para ibu rumah tangga karena Allah telah menjamin pahala yang besar untuk mengganti kelelahannya.
Rasulullah SAW berkata pada anandanya untuk menghiburnya ketika melihat Fatimah bersedih dan hendak meminta pembantu untuk meringankan pekerjaan rumah tangganya. Jika Allah SWT menghendaki wahai Fatimah, niscaya penggilingan itu berputar dengan sendirinya untukmu. Akan tetapi Allah SWT menghendaki di tuliskannya untukmu beberapa kebaikan dan dihapuskan oleh-Nya beberapa kesalahanmu dan diangkat-Nya untukmu beberapa derajat.
Ya Fathimah, yang lebih utama dari itu semua adalah keridlaan suami terhadap istrinya. Jikalau suamimu tidak ridla denganmu tidaklah akan aku doakan kamu. Tidaklah engkau ketahui wahai Fathimah, bahwa ridla suami itu dari Allah SWT dan kemarahannya itu dari kemarahan Allah SWT?
Ya Fathimah, apabila seorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Apabila ia mulai sakit melahirkan, maka Allah mencatatkan untuknya pahala orang -orang yang berjihad pada jalan Allah yakni perang sabil. Apabila ia melahirkan, maka keluarlah dari dirinya dosa-dosanya seperti ketika ia di lahirkan. Dan apabila ia meninggal, tiadalah ia meninggal dalam keadaan berdosa sedikitpun
Ya Fathimah, apabila seorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Apabila ia mulai sakit melahirkan, maka Allah mencatatkan untuknya pahala orang -orang yang berjihad pada jalan Allah yakni perang sabil. Apabila ia melahirkan, maka keluarlah dari dirinya dosa-dosanya seperti ketika ia di lahirkan. Dan apabila ia meninggal, tiadalah ia meninggal dalam keadaan berdosa sedikitpun
Kalau mau diukur dengan materi, berapa rupiah yang dikeluarkan sebuah hotel hanya untuk mengatur tata ruang, mencuci sprei, dan memasak? Apalagi ibu yang mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga, semestinya mendapat gaji yang besar. Sebagai informasi, menginap semalam saja disalah satu hotel di Bali, ada yang mematok harga Rp 10 hingga Rp 50 juta. Kalau diibaratkan rumah kita seperti hotel seperti dijelaskan di atas, maka ibu rumah tangga yang mengurusnya juga bisa dikatakan sebagai seorang profesional. Tinggal di sini kita harus mengasah diri dengan ilmu dan ketrampilan sehingga kita mampu membuat rumah kita bagai sebuah surga buat suami dan anak anak kita.
Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu. Dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang orang jahiliah yang dahulu.....(QS:Al-Ahzab:33).
Wanita pemimpin atas rumah suaminya dan atas anak anaknya (Muttafaqalaih).
Ayat dan hadits ini jelas sekali bahwa rumah adalah tempat yang terhormat bagi wanita. Karena dari rumahlah generasi-generasi Islam akan dibangun. Kokohnya suatu bangsa tergantung kokohnya keluarga. Maka tak sepantasnya rasa malu dan minder menghinggapi para ibu rumah tangga karena Allah telah menjamin pahala yang besar untuk mengganti kelelahannya.
Rasulullah SAW berkata pada anandanya untuk menghiburnya ketika melihat Fatimah bersedih dan hendak meminta pembantu untuk meringankan pekerjaan rumah tangganya. Jika Allah SWT menghendaki wahai Fatimah, niscaya penggilingan itu berputar dengan sendirinya untukmu. Akan tetapi Allah SWT menghendaki di tuliskannya untukmu beberapa kebaikan dan dihapuskan oleh-Nya beberapa kesalahanmu dan diangkat-Nya untukmu beberapa derajat.
Ya Fathimah, yang lebih utama dari itu semua adalah keridlaan suami terhadap istrinya. Jikalau suamimu tidak ridla denganmu tidaklah akan aku doakan kamu. Tidaklah engkau ketahui wahai Fathimah, bahwa ridla suami itu dari Allah SWT dan kemarahannya itu dari kemarahan Allah SWT?
Ya Fathimah, apabila seorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlah para malaikat untuknya. Apabila ia mulai sakit melahirkan, maka Allah mencatatkan untuknya pahala orang -orang yang berjihad pada jalan Allah yakni perang sabil. Apabila ia melahirkan, maka keluarlah dari dirinya dosa-dosanya seperti ketika ia di lahirkan. Dan apabila ia meninggal, tiadalah ia meninggal dalam keadaan berdosa sedikitpun
sumber : dnaislam.blogspot.com
Langganan:
Postingan (Atom)